tag:blogger.com,1999:blog-13052196655042589512024-02-19T03:50:18.925-08:00Cerita cintaUnknownnoreply@blogger.comBlogger18125tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-47844250306492117482010-11-30T10:14:00.001-08:002010-11-30T10:14:26.990-08:00MAKNA SEBUAH KEMATIAN<div style="text-align: justify;">Aku masih ingat saat berjalan di sepanjang jalan dekat pemakaman. Orang-orang menangis perih di tinggalkan seorang yang telah datang pada gilirannya. Entah apa yang akan dilihat dengan datangnya kematian tersebut, mereka tidak menginginkan hal itu terjadi. Hanya saja keabadian yang sepertinya mereka harapkan musnah sudah. <br />
Pada dasarnya kematian adalah permintaan mereka untuk kembali pada sang pencipta. Ia menanyakan berbagai pertanyaan yang akan menjelang pada waktunya. Ia berbalik sedikit pada rasa yang hendak ia rasakan nanti. Bagi mereka itu adalah perkara mudah, menghujamkan jiwa paling dalam dan mengoyaknya.<br />
Yang terpenting dalam kehidupan ini bukan sebuah kelahiran dan kematian, namun bagaimana kita hidup dengan ribuan nasib yang menunggu kita. Apa pun itu semuanya sama, kita terlahir sebagai manusia yang bersuci diri dari berbagai kilatan noda-noda. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-73737581135153778572010-11-30T10:08:00.001-08:002010-11-30T10:08:48.878-08:00KARENA ORANG YANG AKU RINDUKAN<div style="text-align: justify;">Dalam balutan kasih yang masih melekat hingga kini, terasakan sangat deras menerpa ingatan kembali. Dengan hembusan angin yang tiba-tiba goyah dan tidak menentu arah tersebut, aku bersandar pada tembok batu besar. Namun, perasaan itu tidak sedikitpun reda setelah mengobatinya dengan sebuah ucapan yang merdu. Yang aku sadari saat ini tidak sekedar pembicaraan kosong yang tidak bermakna sedikitpun. Diantaranya masih menyisakan duka yang mendalam, terhujam sangat dalam pada sanubari yang lemah dan menggores perasaan yang entah kemana saat ini.<br />
Aku memimpikan sesuatu yang buram, pucat dan penuh penderitaan. Diantaranya memohon pertolongan yang tulus dalam mimpi itu. Seseorang yang kemudian mendorong pada jurang kasih yang terdalam. Yang menjatuhkan perasaan ini pada tungku dan memasaknya hingga layu. Aku tidak sadar dengan ucapannya yang lirih, entah apa yang harus aku perbuat saat itu. Kemudian bunga-bunga pada lapang yang luas dan indah mencobanya memetik dengan kesungguhan. Aku membawakannya air kehidupan dan menggunakannya untuk menghidupkan kembali jiwa yang mati. <br />
Ia terjerat sesuatu yang tidak nyata, menerpanya hingga kesedihan datang silih berganti. Aku pergi tiba-tiba dengan perasaan ragu. Ia tidak mencegahku hingga kini, karena kasih sayangnya telah buta. Aku makan dan minu dengan ingatan yang masih melekat, balutan selimut kerinduan yang sangat pedih. Harapan yang mulai rapuh, menikmatinya pada ruang-ruang kosong dan dingin. Ia menangis dalam kehampaan, pada harapan yang hilang akhirnya. <br />
Selimut itu masih saja terbang mencari pendaratan yang tepat, menawarkan janji palsu. Ia tidak ragu akan tanah kering pada dataran kosong itu, sampai kapan knyataan itu dapat terlaksana. Hingga tiba waktu penentuan baginya untuk kembali padaku. Aku masih dapat bertahan bersamanya, selama logika yang tidak surut dan melawan arah gaya gravitasi yang sangat kuat. Aku menariknya dan membentangkannya tnpa ragu. Mempertaruhkan hidup yang masih hampa. Baginya hanya kewarasan yang luar biasa, menyadarkan dan memakmurkan sebagian orang-orang disekitar bilik kasih.<br />
Titik gerimis memberikan cahaya pucat, awan itu tenggelam pada selah bumi terdalam. Mati dan musnah seiring datangnya hembusan angin. Rasa syukur itu terium pada bibir merahnya, mengukirkan kata-kata merdu kembali. Tanpa seseorang yang aku rindukan, semuanya tidak akan mungkin terjadi.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-64120964307795706462010-11-30T10:05:00.000-08:002010-11-30T10:05:21.365-08:00HUJAN MUNGKIN AKAN DATANG<div style="text-align: justify;">Aku masih ingat dengan jelas, tergambarkan dalam ingatan paling dalam. Udara pagi yang melekat dingin merenggeut mimpi indah dalam tidur. Kemudian aku merasakan hal baru dalam pikiran ini, banyak dan begitu membingungkan. Hingga aku seketika bertanya-tanya pada teman yang masih tersadarkan pada keindahan waktu itu. Nyatanya tidak ada yang semudah sebelumnya, mereka sama tidak mengerti dan mencampakan pada pertanyaan terakhir. "Dimana aku saat ini?"<br />
Sampailah aku pada dasar lembah yang lembab, sedikit-sedikit mengucurkan air dari dedaunan yang berjatuhan dan berembun. aku berfikir keras untuk mengetahui di mana aku saat itu. Teman-teman yang terlihat tidak nyata dalam ingatan kemudian berjalan tanpa ada kata-kata di antara mereka. Beberapa waktu lamanya, tidak terasa lelah maupun sesak. seperti melayang mencari jalan keluar dan kembali pada peradaban yang hilang itu. <br />
Kemudian dengan tiba-tiba aku teringat akan sesuatu, hal yang paling mengerikan. Sebuah ingatan pada kematian yang membuat tubuhku menjadi kaku tidak bergerak. Aku membayangkan bahwa kematian yang dalam membawa sedikit kerinduan akan hal-hal bahagian di atas sana. Sebuah keramaian dari orang-orang yang hangat dan tertawa hingar bingar sudah berakhir sampai di sana. <br />
Aku masih bimbang, diantara keraguan dan tipuan alam yang menyesatkan. semuanya bercampur tidak karuan setelah mereka sampai pada batu-batuan terakhir. Teman-temanku hilang begitu saja, mencampakanku seorang diri pada lembah sunyi. tidak ada perenungan dan semuanya hanya penyesalan. Teringat akan dosa-dosa dan kesalahan yang aku perbuat. Tidak ada lagi harum masakan ibu, tinggal bau busuk tanah lembah yang di penuhi lumut. Sudah tidak ada lagi senyuman, tinggal suara angin berdesir pada keraguan. dan tidak ada lagi cinta kasih, tinggal kesendirian dalam keinduan yang menyiksa.<br />
Aku tidak dapat memutuskan apa-apa, mereka bertanya dengan suara yang tidak aku mengerti. Aku masih ingin kembali, duduk dan tersenyum di depan mereka sambil membicarakan keluguan seorang. Aku masih merindukan keluarga yang bahagia, makan bersama dan menikmati canda tawanya. Aku masih merindukan lelah yang mengutuk, memberiku beban atas nafkah yang harus ku cari. Namun, buram seketika seiring datangnya hujan. Entah mengapa hujan itu terasa hangat, membalutku akan tangis yang mengerikan. Memohon akan kembalinya tubuhku pada dunia yang sebelumnya terenggut. <br />
Aku terkejut akan kedatangan seseorang, aku masih mengingatnya hingga kini. Ia membawaku pada jalan mendaki dan lebih sulit. Kemudian menerima uluran tanganku yang dingin terhenyak kedalam perasaannya. Ia tiba-tiba menangis, memandangku dan memohon sebuah keputusan yang harus kami ambil pada jalan yang bercabang. Namun, aku tidak dapat memutuskannya. Aku sudah hilang dalam kabut beberapa tahun yang lalu. Kami sudah terpisah dan terlempar pada aliran sungai yang deras. kami akhirnya saling membenci, menyatakan sumpah serapah dan tidak tersadar. Kemudian, suara-suara hilang ditelan teriakan nyawa yang mulai hilang. <br />
Aku harus diam sementara, menahan rasa jijik pada kebohongan. Ia menangis dengan meratap pada bebatuan yang gelap. Kebohongannya tetap tidak terbayarkan hingga kini. Akhirnya ada sinar yang datang membawa penderitaan kami berdua bersamaan. Ia mengusap kelu rambut ku, memberikan bisikan sayang yang jujur, mengecup kening dengan penuh keceriaan dan menatap dalam pada bola mata hitamku. Ia tersenyum, mengusap pipiku seraya jari-jarinya yang semakin bercahaya. Aku memintanya membawa seseorang yang sedang meratap kini. Aku memintanya untuk membawa kembali tubuhnya dalam keceriaan. Dan ia mengabulkannya tanpa ada keraguan sedikitpun.<br />
Aku terduduk lega saat mereka pergi, tidak ada lgi permohonan saat itu. Aku melihat mereka menghilang dan mereka terbenam pada bukit dan terhempas pada langit yang gelap. Walaupun tidak ada bintang, aku rasa hari ini akan kembali hujan. Tersadar atau tidak hujan itu akan datang lagi, memberikan kerinduan yang indah. membawa sejuta harapan pada benih-benih yang masih tertidur. Menyajikan kabut dan gemerlapnya hingga aku tertidur nyenyak. <br />
Aku dudk sendiri, berteman baik dengan seseorang disampingku yang tadi pergi sementara. Tidak ada lagi yang ceria, tidak ada lagi yang memohon dan aku bingung pada keraguan yang masih membara itu. Hingga hujan turun dan berlalu dan teman sejati tinggalah sepi.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-3980711251029734672010-11-30T09:59:00.001-08:002010-11-30T09:59:35.418-08:00MENGAKHIRINYA DENGAN MUNafas ini kemudian tersesak saat berbagai rasa-rasa yang dulu hilang.<br />
<br />
Entah bagaimana bentuknya, kemudian tercipta dari kekacauan yang semestinya tidak terjadi.<br />
<br />
Kita sama sekali tidak tahu kalau kita tidak saling jauh.<br />
<br />
Kita saling berhadapan karena hati kita yang menginginkannya.<br />
<br />
Aku merasa menjadi jingga, bercahaya dan ingin terus hadir memberikan kehangatan untuk mu.<br />
<br />
Aku ingin fana yang memberikan kerinduan yang sangat mendalam di kebosanan hari-harimu.<br />
<br />
Aku pun kembali menjadi putih, bertebaran dalam hatimu, menyusuri dalam bait puisi cintamu, <br />
<br />
menyajikan sebuah bayangan kelabu dari serpihan tubuh ini.<br />
<br />
rasanya aku ingin memelukmu.<br />
<br />
membawa dirimu dalam kedamaian yang fana.<br />
<br />
Walaupun semuanya akan berakhir, aku ingin mengakhirinya denganmu.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-20417416425707150142010-11-30T09:57:00.000-08:002010-11-30T09:57:06.220-08:00AKU HANYA KEPAHITANAku membiarkan hidup ini dalam buayan permainan, Takdir dan nasib.<br />
Namun diantaranya sudah penuh dengan air mata, darah dan kebencian.<br />
Sebuah rasa sakit yang semata-mata hanya untuk kejujuran.<br />
Sebuah ketulusan yang kemudian harus menempuh kepedihan.<br />
<br />
Biarlah kaki ini terkuliti, tersiram racun yang paling pedih.<br />
Menikmati perbatasan kehidupan yang tidak tahu hari esok.<br />
yang pada dasarnya menanyakan harga diri yang tidak seberapa.<br />
Kemudian aku menyaksikan sebagai sajian makan siang dari nasi yang sudah basi.<br />
<br />
Aku tahu kekacauan yang sudah datang menerpa.<br />
Entah mungkin karena dosa-dosa.<br />
Memandang pada tataran yang paling rendah.<br />
Sebagai manusia yang tidak layak sama sekali.<br />
<br />
Aku melihat ibuku dalam alunan harapannya.<br />
Ayah yang terbuai dalam keputus asaannya.<br />
Adik yang di nina bobokan atas apa yang telah di lakukan kakaknya.<br />
Sedangkan kehidupan ini menjadi kenyataan yang sangat pedih bagi mereka.<br />
<br />
Mereka memakan apa yang pedih.<br />
Mereka menghirup udara yang busuk.<br />
Sedangkan kebahagiaan ini menjadi angin yang tidak pernah mereka sentuh.<br />
Aku ada di dalamnya.<br />
<br />
Aku sudah hilang dengan sejuta impian palsu.<br />
Aku dilahirkan dengan balutan kepedihan mereka.<br />
Aku memakan kepalsuan.<br />
Aku hanya sebuah bayi yang tak tepat.<br />
<br />
Aku nista dengan keyakinan impian yang kosong.<br />
Aku munafik dengan sejuta kehormatan yang paling hina.<br />
Aku hanya aku, yang terbuai.<br />
Aku sama sekali fana.<br />
<br />
Aku sama sekali sementara.<br />
Aku hanya kewajaran dalam penderitaan yang indah.<br />
Aku menginginkan mereka karena ketulusan.<br />
Aku membutuhkan mereka karena terlahir.<br />
<br />
Sayang, <br />
jika engkau menyesal kemudian hari.<br />
Kemudian lambang kasihmu hancur termakan usia.<br />
lalu menyisakan penderitaan.<br />
<br />
Maka tersenyumlah untukku sekali saja.<br />
Berbaringlah mendekat dengan kehangatan kebahagiaan.<br />
sentuhlah tanganku walau aku tak memilikimu.<br />
Kataakan kau rindu akan aku.<br />
Aku sebagai aku yang terlahir dari kepahitan.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-48330493913581335662009-04-19T05:59:00.000-07:002009-04-19T06:15:03.214-07:00HUJAN TERAKHIRAir itu menetes kasih ku!<br />tiba-tiba dalam bayangan ini seperti tangisan darah yang pedih.<br />Dengan tiba-tiba saja menyakitkan hati dengan mengingatkan pada kenangan.<br />Wajahmu tiba di sela-sela ari hujan yang berjatuhan.<br />Padahal, waktu itu aku sudah mampu melupakanmu-<br />walu dengan keraguan saja, tapi aku dapat bertahan darimu.<br />Maafkan.............<br />dengan angin yang menerpa hingga kini<br />aku mampu melihatmu<br />dengan derasnya hujan yang mengakhiri musimnya<br />kemudian datang sang kemarau dari keindahan surya pagi.<br />dia bersemi dengan datangnya angin deras di pundak mereka<br />kemudian mendinginkan sisa hujan itu<br />menguapkannya, dan tiba menghilang musnah<br />beserta kenangannya yang sakit<br />tetesan-tetesan darah kebencian.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-29466523282221983582009-04-07T10:31:00.000-07:002009-04-07T10:52:18.078-07:00Kiah Untukmu<div align="center">Dalam musim itu,<br />Saat hujan deras yang menerpa bumi<br />Membuktikan dirimu<br />Dengan tatapan kosong yang sebenarnya<br />Dulu kau pernah berikan.<br />Di kegelapan yang mulai menjemput sang kesunyian,<br />Perlindungan dengan atap-atap kaki lima dan etalase mal-mal pertokoan,<br />Jiwa ini melayang sesungguhnya<br />Memandang keraguan pada rambutmu<br />Di balik keramaian orang-orang kaya<br />Orang-orang yang tak pernah menyapa dirinya yang sebenarnya.<br />Jika saat itu kau tak pernah tersadarkan<br />Dengan perjalanan waktu yang terus merubah raga ini<br />Kemudian kau tak pernah kenal diriku<br />Saat itu, kau memandang dengan keraguan.<br />Seseorang yang pernah kau kenal dalam mimpi dan kenyataan<br />Perasaan yang pernah menyapa mungkin terlepas dalam tawamu<br />Dengan mereka<br />Jika saat itu langkah kakimu menertawakanku<br />Sedangkan mimpi gelap ini<br />menghalangiku<br />meragukanku pada kenyataan orang yang meminta belas kasihan<br />Mungkin sudah terlanjur kau bertanya<br />Pada tubuh yang dulu kokoh<br />kemudian terhempas pada jalanan dan keramaian kota yang indah dan permai<br />merupakan mimpi buruk bagimu<br />Tubuhku,<br />Tiba-tiba terhempas dengan kenangan masa lalu<br />yang pada awalnya menyapa tiap kawan dan saudara<br />pada jalanan itu, taksadarkan diri<br />hujan deras sang air kenangan<br />merobohkan tiang-tiangnya<br />terbaring dan tak berkata lagi<br />Saat itu ku katakan pada hatimu<br />bahwa tubuh itu adalah kenangan<br />dalam masa lalu yang sudah kau lupakan<br />kekasih....<br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-2579647771036398642009-01-30T09:22:00.000-08:002009-01-30T09:48:05.233-08:00Terbitnya Sang Surya CintaKetika perjalanan merubah keinginan untuk merasakan perasaan itu.<br />Kita pernah saling berjanji, jika kelak nanti kita akan berbagi kebahagiaan dan perhatian.<br />Entah siapa yang memulai keinginan itu sehingga kita terpisah dengan kerinduan yang sangat mendalam.<br />Saat itu pula ku menyesal, keinginan itu merobek hati terdalam ini.<br />Menyumpahi takdir yang seandainya tak sejaln dengan keinginan.<br />Kemudian ku menghayalkan bersamamu lagi, mimpi itu tak kunjung hilang dan semakin tajam menyiksaku.<br />kemanakah perjalanan itu akan berakhir nantinya?Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-83592261050711988292008-12-08T10:59:00.000-08:002008-12-08T11:06:18.106-08:00Mungkin Kita Tidak Pernah Saling CintaTerhenyutkah hati itu saat kita berpisah, saat kita sepakat untuk saling meregangkan kasih dan sayang. Dulu kita pernah saling berkata-kata, tentang sahabat-sahabat kita yang ternyata telah menanti jika suatu saat nanti kita tersakiti. Mungkin tidak cukup jika kita hanya saling merasa memiliki, namun kita harus saling membagi apa yang kita miliki masing-masing.<br />Ku teringat dahulu, saat dirimu menanti dengan kesabaran. Menantiku dengan penuh kepedihan, namun yang pada akhirnya kita sadar bahwa kita tak saling cinta.<br />Kini masa yang kelam itu telah berlalu, namun aku tetap tak mengerti dengan janji kita bersama yang dengan tiba-tiba kita saling berkorban. Jika dulu kita tak saling cinta, tapi mengapa kita harus menyakiti yang kita miliki??? dengan susah payahkah kita berdua akan mendapatkan kepuasan yang banyak orang harapkan dari cinta. Jika semua itu benar, kita hanya kan saling berdusta.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-2542908114999982532008-11-18T09:23:00.000-08:002008-11-18T09:42:24.648-08:00Karena MerekaTak MengertiSaat itu, ketika kita merasa saling mengerti. Menikmati kehidupan dengan udara yang segar serta saling merindukan dengan berjalannya waktu. Mungkin kita terkadang merasa ragu dengan melihat masa depan yang pedih. Walau kita saling mengasihi, kita akan saling melukai. dengan perubahan-perubahannya, atau dengan kenyataan yang mungkin selalu tak sejalan.<br />Jika kau saat ini ada di sampingku kekasih, kukan memelukmu dan tak akan meninggalkanmu. walau kita berdua sadari bahwa kita berdua berbeda. Dengan keinginan kita berdua, untuk saling kembali melihat masa yang indah dulu. Saat dengan kebahagiaan dalam kenangan kita berdua, kita akan saling kembali dalam kenyataan.<br />sayang, jika malam itu kita saling merindu sehingga kita dapat saling menyakitai dalammimpi kita berdua. pernahkah kita berdua dapat saling memaafkan??? Dapatkah kita saling mengerti dan menyayangi jiwa kita yang luluh lantah oleh waktu.<br />Jika aku memohon saat ini, dapatkah kau membenarkan apa yang kita katakan dahulu???Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-48834269167012462352008-11-02T09:31:00.000-08:002008-11-02T09:45:21.777-08:00Pagi dan KerinduanmuBenarkah kita berdua sudah hilang? saat mereka mengucapkan segala keinginan dan hasrat mereka, pernah kah kita sedikit mengobatinya? Dengan kesadaran bahwa kita akan bertemu kembali. Saat itu ingatkah kau, apa yang ingin aku berikan padamu. Saat itu aku ingin menyerahkan diriku dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Kenangan dan harapan yang ternyata ada pada diri kita masing-masing, dengan apa yang sebenarnya terjadi.<br />Saat itu aku pernah berharap untuk menghabiskan sisa hidup ini dengan cintamu sayangku. Dengan peluh dan penderitaan yang kau ikhlaskan padaku, atau dengan cinta kita berdua yang selalu aku idamkan. Saat itu aku berharap bisa menghirup udara pagi yang segar dengan mu sayangku. Memandang mentari saat sedih maupun saat senang.<br />Karena saat itu, kini kita berbeda. Jauh tanpa ada kendaraan yang mampu menjangkau kita berdua. Kita mungkin bisa saling cinta lagi, walau dengan kegilaanku atau dengan tekadku yang akan membunuhku secara perlahan.<br />Sayang, jika suatu saat nanti kau ingat padaku, aku hanya berharap teriakanmu yang akan menyampaikannya padaku. dengan buah hati kita yang lucu, atau dengan kegembiraan sahabat-sahabat kita saat dulu. Walau dengan perkataan ini aku tak akan mengembalikanmu, namun aku selalu berharap kau bisa mendengarnya.<br />Kau kini meninggalkanku dengan tangisanmu, sehingga selamanya ku tak akan bisa melupakanmu. Atau rasa marah kita berdua pada kenyataan yang selalu memisahkan jarak dengan perasaan yang merindukan kesegaran mentari pagi.<br />Saat ini kita merasakan semua yang terjadi, saat bersama kita atau saat berpisah kita. Ku merindukanmu sayangku. Dengan teriakanmu dan dengan kerinduanmu akan menemani malam kita, ketika semuanya berlalu dengan waktu yang mengerikan. <br />Ketakutanku kemudian menyapakau, menghadapkanku pada godaan kehinaan semata. Mereka tak akan mengerti apa yang akan terjadi atau apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian ku memalingkan kata-kata untuk merindukan mu. walau tak akan sampai, aku akan menjerit dengan hinaan ini.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-57436976873440047182008-10-25T12:44:00.000-07:002008-10-25T13:03:12.244-07:00Surat Cintaku Padamu Kekasih<span style="font-style:italic;">Selamat Malam Sayang</span><br />Kini kita saling tak mengerti dengan hati dan perasaan masing-masing. Kini kita tak lagi satu seperti dahulu. Adakah sedikit rindu kau padaku sayngan ku? saat malam ini tiba dengan hembusan malamnya, dengan rasa yang menghanyutkan angan ini. Kekasih, pernahkah kau sedikit mengerti saat kita saling satu dahulu? saat ku ungkapkan bahwa aku sangat mencintaimu, saat aku mabuk oleh waktu bersama dengan mu.<br />Kini mungkin malam yang hangat bersama mu hanya tinggal kenangan, kini segalanya berbeda. Dengan rasa yang mengerikan ini ku bersahabat baik dan ia tak ingin meninggalkan ku sendiri. <br />Sayang, jika kita dulu tak pernah berharap, mungkin kita akan saling mengasihi lagi. Dengan impian kita yang mulia atau segala penderitaan kita akan menjadi kenikmatan.<br />Ku ingin kau jadi miliku, hasrat cinta kasih dan tak berubah dan bersama.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-49584369341546659032008-10-25T12:17:00.000-07:002008-10-25T12:39:19.196-07:00<iframe allowfullscreen='allowfullscreen' webkitallowfullscreen='webkitallowfullscreen' mozallowfullscreen='mozallowfullscreen' width='320' height='266' src='https://www.blogger.com/video.g?token=AD6v5dxq0La4zve_YtnI2VL_T_NNHKZ6zsknecCv4pJN1-RyH94TSiLUCaW2UD-Klm96Q3Bs4Vio4v2qZfnO40noCQ' class='b-hbp-video b-uploaded' frameborder='0'></iframe>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-1685011031393293762008-10-22T08:28:00.000-07:002008-10-22T09:24:31.017-07:00Aku Pun Rindu Padamu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://moumtaza.files.wordpress.com/2007/12/kuning.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px;" src="http://moumtaza.files.wordpress.com/2007/12/kuning.jpg" border="0" alt="" /></a><br /><a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="http://moumtaza.files.wordpress.com/2007/12/kuning.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px;" src="http://moumtaza.files.wordpress.com/2007/12/kuning.jpg" border="0" alt="" /></a><br /><span style="font-style:italic;">Saat malam tiba, saat ku coba membaca surat-surat lama darimu. Ku merasa kesendirian ini takan berakhir. Walau saat itu ku menyakiti diriku dengan tangisanmu. Ku meresa terhanyut dalam bayangmu sayangku. Sadarlah, dengan memandang malam ini bahwa di tempat yang jauh di sana ku juga merindukanmu. Ku harap dengan kesendirian ini,kita bisa saling mengerti keindahan cinta kita dan perasaan indahnya.<br />Saat itu, saat dimana terakhir ku memandangmu. Perasaan terbuay yang lama ku jelaskan padamu tak pernah sedikit pun terlupakan</span><br /><p>Sisa-sisa mabuk ku belum hilang, pikiran ku melayang saat bayangmu menghadiriku dalam mimpi yang palsu itu. Saat itu ku benamkan diri ini dalam kepalsuan, karena entah seberapa besar rindu yang menyakitkan ini terus mengoyak hatiku. Ternyata semuanya palsu, dan aku tak sanggup mengakhirinya. Sebenar-benarnya apa yang ada kini tak lagi terbawa dalam hati. Kini yang ada hanya kerinduan yang mendalam, tangisan yang menyakitkan dan jalan-jalan yang tak jelas arah dan tujuannya.</p><br />Terima kasih sayangku, saat itu kau terima maaf itu dariku. Dengan menelan penyesalan, mungkin ku akan mati membusuk saat ini. Karena meninggalkan mu dalam sepi yang mencekam. Terima kasih sayangku, kau memaafkan cinta yang munafik ini. Walau sebenarnya kita takan saling satu selamanya. Kita akan saling tersakiti dengan kerinduan yang lama atau aku akan mati dalam kesendirian memandang langit gelap ini.<br />Sejujurnya ku katakan padamu sayangku. jika kau ada kini, ku akan memelukmu dan tak akan pernah ku lepaskan lagi, ku akan katakan bahwa ku mencintaimu selamanya, dan ku akan membawa mu ke tempat di mana kita akan selamanya bersama. Jika kita dapat bersama lagi seperti dulu, aku tidak akan membuat kau menangis padamu, aku akan berjanji tak akan meninggalkanmu dan selamanya kita akan saling berbicara kemesraan.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-73290372225491231932008-10-16T07:33:00.000-07:002008-10-16T08:28:14.841-07:00Aku Mencarimu Kekasih<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcRceZHwiDhqYL14iCpGKIf3-q6egyyrQs3jlWuwPzfUyUsK0ibEeZy7H8UP0W6zDE9s7iuYYoJNdRZQIfIo-wikgpOoXV6KLV18K74fL8ua_MgzG1Cv7tvQmi012SOKXXX9-zsI4Im5k/s1600-h/sastera.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcRceZHwiDhqYL14iCpGKIf3-q6egyyrQs3jlWuwPzfUyUsK0ibEeZy7H8UP0W6zDE9s7iuYYoJNdRZQIfIo-wikgpOoXV6KLV18K74fL8ua_MgzG1Cv7tvQmi012SOKXXX9-zsI4Im5k/s320/sastera.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5257773148632567266" /></a><br />Sore ini aku tak seperti biasa. Dalam rintihan sakit yang memilukan, kucoba mencarimu. Walau dalam sinar matahri yang sudah bosan itu ku coba berjalan di tengah kegelisahan ini. Saat itulah ku membayangkan kebaagiaan, jika saat nanti ku mampu menemukanmu dengan cinta kita dulu. kini ku mencoba berjlan,berjalan dan berjalan selama nyawa yang tersisa.Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-68186158365434055222008-10-11T22:40:00.000-07:002008-10-22T08:21:03.449-07:00Mungkin Ini bukan Cinta<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivpY3HgJQLRQd1wyvxvnchuPyfNLQSCFUky_UcWuueBqhS75zQ4JrWONWOBjJ5Cn08OWZKPdnnBFbUp6a6Qj4UTxd_vOVBadD7XvJMz_pXLOqQMsEKamO0iAW9LRlPu7FAHuorbyo6CVk/s1600-h/19647434034065l.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEivpY3HgJQLRQd1wyvxvnchuPyfNLQSCFUky_UcWuueBqhS75zQ4JrWONWOBjJ5Cn08OWZKPdnnBFbUp6a6Qj4UTxd_vOVBadD7XvJMz_pXLOqQMsEKamO0iAW9LRlPu7FAHuorbyo6CVk/s320/19647434034065l.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5256146327955206418" /></a><br /><i>Saat itu mungkin kita sudah pernah bersama, dengan harapan-harapan kita yang merekah bagaikan bunga. Saat itu mungkin kita sudah banyak terlupa oleh keraguan kita sendiri. Walau kini kita saling sendiri, ku pernah berfikir bahwa saat itu mungkin bukan cinta. Tapi, perasaan rindu untuk selalu di sampingmu sayangku.</i><br /><p>Jalan yang tergenang air hujan saat itu masih terbayang di benak ku, perasaan itu terbeku dalam pikiran ini. Malam yang panjang dan menyesakan terpaksa harus di nikmati. saat itu harapan yang musnah menjadi duri yang menyakitkan hati ini, yang perlahan meluluhkan segala kenyataan. karena, hanya mimpi-mimpi indah yang menjadi harapan satu-satunya. Perasaan semuanya menyakitkan, yang tersisa kepingan kosong yang tak kunjung terisi karena saat itu ku hanya inginkanmu sayangku.</p><br />Saat ini mungkin semuanya telah berlalu, serentak dengan detak jantung dan kehidupan ini. Setelah lama terbayangkan ku makin tersakiti saat ini. Kau hadir dalam setiap mimpiku, membagi harapan dengan kehampaan dan kebohongan masa lalu. Hadir mu terlalu kejam sayangku, hadirmu membuat segalanya berubah, membalas segala kemunafikanku dan membuatku terpaksa di perbudak mimpi-mimpi dan kebohongan.<br /><p>Saat ini, dengan hadirmu melupakan alam nyataku. merobek kembali luka dalamku, bukan sekedar dalam hati yang nyata namun dalam langkahku kau membuat ku terperangkap dalam kegelisahan ini. Walau dulu kita pernah saling mencinta, tapi kini kita adalah burung yang terbang tinggi dengan segala mimpinya. mengobarkan kenyataan dengan langkah yang saling tersakiti dan berbicara dengan tangisan yang sama seperti saat kita berpisah dulu.</p>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-77855610588675853172008-10-08T07:05:00.000-07:002008-10-08T07:34:00.491-07:00Ku Lihat Cahaya di Wajahmu<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuQIpiUwK1SFSJRimn7TgOmJPWNs_0k6Uhv2HF6g_ZD9x4rEIllFO5xLLeVdOO2h6pT3tnzSDveKm9ip1GQBAuHtNOFD5-Y14qeBI2WMAn0dtCWW99tns9wV56j47b55NcGJPCaSfgEx8/s1600-h/daun.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuQIpiUwK1SFSJRimn7TgOmJPWNs_0k6Uhv2HF6g_ZD9x4rEIllFO5xLLeVdOO2h6pT3tnzSDveKm9ip1GQBAuHtNOFD5-Y14qeBI2WMAn0dtCWW99tns9wV56j47b55NcGJPCaSfgEx8/s320/daun.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5254790702821862258" /></a><br /><i>Ku rindu padamu sayangku, ku terkadang merasa diri ini tersakiti oleh kenyataan bahwa kau bukan miliku. karena saat ini ku melihatmu sebagai mimpi yang tak mungkin ku miliki. Kuberharap dengan keagungan yang maha kuasa kita bisa bertemu dengan jutaan kebahagiaan di antara kita. Ku hanya ingin melihatmu dengan tatapan kebahagiaan sayangku. Ku hanya ingin melihatmu dengan cahaya indah seperti dulu lagi, yang ternyata walau ku tersakiti ku mampu tetap mencintaimu sayangku. Kini, dalam hatiku terbersit kata-katamu dulu, bahwa cinta kita akan abadi. Jauh saat ku ungkapkan cinta ini pertama kali pada mu, dengan ikhlas ku mampu memberikan kasih dan sayang ini.<br />Saat itu kita pernah saling mengatakan bahwa senyuman kita kan selalu bersama, rindu kita kan selalu bersama dan sedih kita akan selalu bersama sayangku. namun, kini ku sendiri. kita tak akan pernah mampu bersama, aku tak akan dapat apa-apa tanpa dengan mu. tahukah kau sayangku, dalam menjalani hari-hari ini rasa rindu itu selalu datang dengan rasa sakitnya. menghujam tubuhku hingga aku tak mampu berdiri, memeluku dengan erat dan tak mau pergi. Hingga tiba saat itu ku menelan dirinya sebagai kekasihku walau dalam penderitaan ini ku tak mampu meninggalkannya.<br />Ku melihat cahaya sayangku....<br />dalam wajahmu yang manis......<br />dalam langit yang hitam legam.....<br />bersama bintang-bintang.......<br />dengan tiba-tiba membawaku terbang......<br />dan menyampaikan semua salamku padamu......<br />karena kini ku berharap kita kan bertemu di kehidupan kelak......<br /> </i>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1305219665504258951.post-60000437469507288192008-09-29T08:32:00.000-07:002008-09-29T09:33:38.356-07:00Kekasih ku<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQM_Usyc_4kb2K7OUPgnyPeb2i7aD45eDovZjQdTC2t6MXWK6Dijl4avANWe4iKkd5VYeggpHy4B-_uNZLfBZYZzWW6LdT-5cAwRU4G3w7OPmgOOTurz_HxkzojDvh-i7Fbqv3YXuXNL4/s1600-h/resize-of-resize-of-resize-of-asap-crop.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhQM_Usyc_4kb2K7OUPgnyPeb2i7aD45eDovZjQdTC2t6MXWK6Dijl4avANWe4iKkd5VYeggpHy4B-_uNZLfBZYZzWW6LdT-5cAwRU4G3w7OPmgOOTurz_HxkzojDvh-i7Fbqv3YXuXNL4/s320/resize-of-resize-of-resize-of-asap-crop.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5251481945908896466" /></a><br />Malam itu ku mencoba menghadirkanmu dalam mimpi. Aku berharap kau bisa hadir dan menemaniku dalam dunia yang tiada ini. Karena rasa sakit yang telah lama ku coba singkirkan itu kembali datang dan menyakitiku dengan rasa sepinya. Ku ingin kau di sampingku sayang ku, menemani langkah kehidupanku seperti dulu lagi. Memulihkan perasaan yang hancur berkeping ini. Walau harapanku hanya semu ku ingin kau kembali, berapapun taruhannya.<br />Saat itu aku kembali dengan cerita-cerita indah kita, menghirup keindahan malam dengan tanpamu sayangku. Ku percaya karena kau miliku walau tak selamanya. karena kau dulu hadir dalam hari-hariku. dan kau hadir dalam keputus asaanku.<br />Kemanakah kau saat ini?<br />semoga kelak nanti kau tiba dan hadir kembali dengan cintamu.<br />Semoga kelak nanti kau datang dengan senyuman manismu lagi.<br />Ku rindu padamu sayangku, ku rindu pada suaramu, ku rindu pada tawamu, ku rindu pada waktu saat-saat bersamamu dan ku rindu kembali untuk membalas kesalahanku sayangku.<br />Mungkin, pada saat itu ku akan mengakhiri segalanya.<br />Jika kita bersama, kita tak akan pernah terlupa oleh kenangan kita.<br />Kita akan menikmati hidup ini bersama, melukis keindahan kita sehari-hari.<br />dan melupakan masa kelam kita bersama.Unknownnoreply@blogger.com0