Saat itu mungkin kita sudah pernah bersama, dengan harapan-harapan kita yang merekah bagaikan bunga. Saat itu mungkin kita sudah banyak terlupa oleh keraguan kita sendiri. Walau kini kita saling sendiri, ku pernah berfikir bahwa saat itu mungkin bukan cinta. Tapi, perasaan rindu untuk selalu di sampingmu sayangku.
Jalan yang tergenang air hujan saat itu masih terbayang di benak ku, perasaan itu terbeku dalam pikiran ini. Malam yang panjang dan menyesakan terpaksa harus di nikmati. saat itu harapan yang musnah menjadi duri yang menyakitkan hati ini, yang perlahan meluluhkan segala kenyataan. karena, hanya mimpi-mimpi indah yang menjadi harapan satu-satunya. Perasaan semuanya menyakitkan, yang tersisa kepingan kosong yang tak kunjung terisi karena saat itu ku hanya inginkanmu sayangku.
Saat ini mungkin semuanya telah berlalu, serentak dengan detak jantung dan kehidupan ini. Setelah lama terbayangkan ku makin tersakiti saat ini. Kau hadir dalam setiap mimpiku, membagi harapan dengan kehampaan dan kebohongan masa lalu. Hadir mu terlalu kejam sayangku, hadirmu membuat segalanya berubah, membalas segala kemunafikanku dan membuatku terpaksa di perbudak mimpi-mimpi dan kebohongan.
Saat ini, dengan hadirmu melupakan alam nyataku. merobek kembali luka dalamku, bukan sekedar dalam hati yang nyata namun dalam langkahku kau membuat ku terperangkap dalam kegelisahan ini. Walau dulu kita pernah saling mencinta, tapi kini kita adalah burung yang terbang tinggi dengan segala mimpinya. mengobarkan kenyataan dengan langkah yang saling tersakiti dan berbicara dengan tangisan yang sama seperti saat kita berpisah dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar